Muhammadiyah dan Pedoman Kehidupan Berorganisasi
D. KEHIDUPAN BERORGANISASI
- Persyarikatan Muhammadiyah merupakan amanat umat yang didirikan dan dirintis oleh KH. Ahmad Dahlan, untuk kepentingan menjunjung tinggi dan menegakkan agama Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Karena itu, menjadi tanggung jawab seluruh warga dan lebih-lebih pimpinan Muhammadiyah di berbagai tingkatan dan bagian, untuk benar-benar menjadikan organisasi (Persyarikatan) ini sebagai gerakan dakwah Islam yang kuat dan unggul dalam berbagai bidang kehidupan.
- Setiap anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah berkewajiban memelihara, melangsungkan, dan menyempurnakan gerak dan langkah Persyarikatan dengan penuh komitmen yang istiqamah, kepribadian yang mulia (shidiq, amanah, tabligh, dan fathanah), wawasan pemikiran dan visi yang luas, keahlian yang tinggi, dan amaliah yang unggul sehingga Muhammadiyah menjadi gerakan Islam yang benar-benar menjadi rahmatan lil `alamin.
- Dalam menyelesaikan masalah-masalah dan konflik-konflik yang timbul di Persyarikatan hendaknya mengutamakan musyawarah dan mengacu pada peraturan-peraturan organisasi yang memberikan kemaslahatan dan kebaikan seraya dijauhkan tindakan-tindakan anggota pimpinan yang tidak terpuji dan dapat merugikan kepentingan Persyarikatan.
- Menggairahkan ruh al Islam dan ruh al jihad dalam seluruh gerakan Persyarikatan dan suasana di lingkungan Persyarikatan, sehingga Muhammadiyah benar-benar tampil sebagai gerakan Islam yang istiqamah dan memiliki ghirah yang tinggi dalam mengamalkan Islam.
- Setiap anggota pimpinan Persyarikatan hendaknya menunjukkan keteladanan dalam bertutur kata dan bertingkah laku, beramal dan berjuang, disiplin dan tanggung jawab, dan memiliki kemauan untuk belajar dalam segala lapangan kehidupan yang diperlukan.
- Dalam lingkungan Persyarikatan hendaknya dikembangkan disiplin tepat waktu, baik dalam menyelenggarakan rapat-rapat, pertemuan-pertemuan, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang selama ini menjadi ciri khas etos kerja dan disiplin Muhammadiyah.
- Dalam acara-acara rapat dan pertemuan-pertemuan di lingkungan Persyarikatan, hendaknya ditumbuhkan kembali pengajian-pengajian singkat (seperti Kuliah Tujuh Menit) dan selalu mengindahkan waktu shalat dan menunaikan shalat jamaah sehingga tumbuh gairah keberagamaan yang tinggi, yang menjadi bangunan bagi pembentukan kesalihan dan ketakwaan dalam mengelola Persyarikatan.
- Para pimpinan Muhammadiyah hendaknya gemar mengikuti dan menyelenggarakan kajian-kajian keislaman, memakmurkan masjid dan menggiatkan peribadahan sesuai ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, serta amalan-amalan Islam lainnya.
- Wajib menumbuhkan dan menggairahkan perilaku amanat dalam memimpin dan mengelola organisasi dengan segala urusannya, sehingga milik dan kepentingan Persyarikatan dapat dipelihara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan dakwah serta dapat dipertanggungjawabkan secara organisasi.
- Setiap anggota Muhammadiyah, lebih-lebih para pimpinannya, hendaknya jangan mengejar-ngejar jabatan dalam Persyarikatan, tetapi juga, jangan menghindarkan diri manakala memperoleh amanat sehingga jabatan dan amanat merupakan sesuatu yang wajar sekaligus dapat ditunaikan dengan sebaik-baiknya. Dan apabila tidak menjabat atau memegang amanat secara formal dalam organisasi maupun amal usaha, hendaknya menunjukkan jiwa besar dan keikhlasan serta tidak terus berusaha mempertahankan jabatan itu, lebih-lebih dengan menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan akhlak Islam.
- Setiap anggota pimpinan Muhammadiyah hendaknya menjauhkan diri dari fitnah, sikap sombong, ananiyah, dan perilaku-perilaku tercela lainnya yang mengakibatkan hilangnya simpati dan kemuliaan hidup yang seharusnya dijunjung tinggi sebagai pemimpin.
- Dalam setiap lingkungan Persyarikatan hendaknya dibudayakan tradisi membangun imamah dan ikatan jamaah serta jam’iyah, sehingga Muhammadiyah dapat tumbuh dan berkembang sebagai kekuatan gerakan dakwah yang kokoh.
- Dengan semangat tajdid, hendaknya setiap anggota pimpinan Muhammadiyah memiliki jiwa pembaru dan jiwa dakwah yang tinggi, sehingga dapat mengikuti dan memelopori kemajuan yang positif bagi kepentingan ‘izzul Islam wal muslimin (kejayaan Islam dan kaum muslimin) dan menjadi rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi alam semesta).
- Setiap anggota pimpinan dan pengelola Persyarikatan di manapun berkiprah, hendaknya bertanggung jawab dalam mengemban misi Muhammadiyah dengan penuh kesetiaan (komitmen yang istiqamah) dan kejujuran yang tinggi, serta menjauhkan diri dari berbangga diri (sombong dan ananiyah) manakala dapat mengukir kesuksesan karena keberhasilan dalam mengelola amal usaha Muhammadiyah pada hakikatnya karena dukungan semua pihak di dalam dan luar Muhammadiyah, dan lebih penting lagi karena pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
- Setiap anggota pimpinan maupun warga Persyarikatan hendaknya menjauhkan diri dari perbuatan taqlid, syirik, bid'ah, tahayul, dan khurafat.
- Pimpinan Persyarikatan harus menunjukkan akhlak pribadi muslim dan mampu membina keluarga yang Islami.
Sumber: Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (2010). Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah. hlm. 72-76

Tidak ada komentar