12 Langkah Muhammadiyah
وَالَّذِينَ
جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا
وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
LANGKAH
MUHAMMADIYAH
1938 – 1940
Menjunjung tinggi firman Tuhan Allah, yang termaktub
di dalam Al-Qur’an dan mengambil tauladan akan perjalanan
junjungan Nabi Muhammad yang terhimpun di dalam kitab Hadits-nya,
sebagaimana yang tersebut di bawah ini:
وَاعْلَمُوا
أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِّنَ الْأَمْرِ
لَعَنِتُّمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي
قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ۚ
أُولَٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ * فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً ۚ وَاللَّهُ
عَلِيمٌ حَكِيمٌ_ سورة الحجرات : 7 8–
“Dan ketahuilah bahwa utusan Tuhan Allah ada pada kamu
sekalian, yang mana kalau beliau menuruti kamu di dalam beberapa perkara,
tentulah kamu sekalian keberatan. Akan tetapi Allah mempersukakan kamu sekalian
kepada Iman dan telah memperhiaskannya di dalam hatimu sekalian; malah
memperbencikan kamu sekalian daripada kekafiran, kecabulan dan kedurhakaan.
Mereka itulah yang berjalan lurus, mendapat karunia dan kenikmatan dari Tuhan
Allah yang Maha Mengetahui dan Bijaksana.” (QS. Al-Hujurat: 7–8)
يَسِّرُوا
وَلَا تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا. رواه البخاري ومسلم عن أنس
“Beringanlah dan jangan kamu mempersusahkan serta
bergembiralah dan jangan kamu membikin orang lari.” (HR.
Bukhari dan Muslim dari Anas)
إِنَّ
مِنْ أَخْيَرِكُمْ أَحْسَنَكُمْ خُلُقًا. رواه البخاري عن عبدالله بن عامر
“Sesungguhnya yang paling baik dari kamu sekalian,
ialah yang paling bagus budi pekertinya.” (HR. Bukhari dari Abdullah
bin Amir)
طُوبَى
لِمَنْ شَغَلَهُ عَيْبُهُ عَنْ عُيُوبِ النَّاسِ. رواه الفردوس عن أنس
“Beruntunglah orang yang meneliti keaiban (kesalahan)
dirinya sendiri, daripada meneliti keaiban orang lain.” (HR.
Firdaus dari Anas)
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ
وَلَوْ عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِنْ يَكُنْ
غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا بِهِمَا ۚ فَلَا تَتَّبِعُوا
الْهَوَىٰ أَنْ تَعْدِلُوا ۚ وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ
كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا _سورة النساء : 135
“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu sekalian
orang-orang yang menegakkan keadilan, bersaksi kepada Tuhan Allah, meskipun
mengenai dirimu sendiri atau kedua ayah bunda dan sanak saudaramu. Kalau
keadaannya kaya atau miskin, maka Tuhan Allah lebih terdahulu dari keduanya.
Maka janganlah kamu menuruti hawa nafsu pengadilanmu, kamu condong atau kamu
tolak; sesungguhnya Tuhan Allah itu mengetahui pekerjaanmu.” (QS. An-Nisa’:
135)
وَأَطِيعُوا
اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ
وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ_ سورة الأنفال : 46
“Turutlah Tuhan Allah dan utusan-Nya serta janganlah
kamu berselisihan yang mencerai-beraikan kamu dan menghilangkan kekuatanmu.
Maka sabarlah, sesungguhnya Tuhan Allah itu menyertai orang-orang yang sabar.” (QS.
Al-Anfal: 46)
يُؤْتِي
الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا
كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ_سورة البقرة : 269
“Kebijaksanaan itu diberikan siapa yang dikehendaki
oleh Tuhan Allah, dan barangsiapa yang sudah diberi kebijaksanaan, dialah yang
mendapat kebaikan yang banyak, akan tetapi orang tidak ingat, kecuali yang sama
mempunyai pikiran.” (QS. Al-Baqarah: 269)
Maka Hoofdbestuur (PP) Muhammadiyah dengan
sungguh-sungguh melangsungkan langkahnya yang lebih luas dan menetapkan
jejaknya yang kokoh, dalam tahun 1938–1940, akan:
1. Memperdalam Masuknya Iman
Hendaklah iman itu ditablighkan, disiarkan dengan
selebar-lebarnya, yakni diberi riwayatnya dan diberi dalil buktinya,
dipengaruhkan dan digembirakan, sampai iman itu mendarah daging, masuk di
tulang sumsum dan mendalam di hati sanubari kita, sekutu-sekutu Muhammadiyah
seumumnya.
2. Memperluas Paham Agama
Hendaklah Islam agama yang sesungguhnya itu
dibentangkan dengan arti yang seluas-luasnya, boleh diujikan dan
diperbandingkan, sehingga kita sekutu-sekutu Muhammadiyah mengerti perluasan
Agama Islam, itulah yang paling benar, ringan dan berguna, maka mendahulukanlah
pekerjaan keagamaan itu.
3. Memperbuahkah Budi Pekerti
Hendaklah diterangkan dengan jelas tentang akhlak yang
terpuji dan akhlak yang tercela serta diperbahaskannya tentang memakainya
akhlak yang mahmudah dan menjauhkanannya akhlak yang madzmumah itu,
sehingga menjadi amalan kita, ya seorang sekutu Muhammadiyah, kita berbudi
pekerti yang baik lagi berjasa.
4. Menuntun Amalan Intiqad
Hendaklah senantiasa melakukan perbaikan diri kita
sendiri (self corrective), segala usaha dan pekerjaan kita, kecuali
diperbesarkan, supaya diberbaikilah juga. Buah penyelidikan perbaikan itu
dipermusyawaratkan di tempat yang tentu, dengan dasar mendatangkan maslahat dan
menjauhkan madlarat, sedang yang kedua ini didahulukan dari yang
pertama.
5. Menguatkan Persatuan
Hendaklah menjadi tujuan kita juga, akan menguatkan
persatuan organisasi dan mengokohkan pergaulan persaudaraan kita serta
mempersamakan hak-hak dan memerdekakan lahirnya pikiran-pikiran kita.
6. Menegakkan Keadilan
Hendaklah keadilan itu dijalankan semestinya, walaupun
akan mengenai badan sendiri, dan ketetapan yang sudah seadil-adilnya itu dibela
dan dipertahankan di mana juga.
7. Melakukan Kebijaksanaan
Dalam gerak kita tidaklah melupakan hikmah. Hikmah
mana hendaklah disendikan kepada Kitabullah dan Sunnaturrasulullah.
Kebijaksanaan yang menyalahi kedua pegangan kita itu, mestilah kita buang,
karena itu bukan kebijaksanaan yang sesungguhnya.
Dalam pada itu, dengan tidak mengurangi segala gerakan
ke-Muhammadiyahan, maka pada tahun 1938–1940 H.B. Muhammadiyah mengemukakan
pekerjaan akan:
8. Menguatkan Majelis Tanwir
Sebab Majelis ini nyata-nyata berpengaruh besar dalam
kalangan kita Muhammadiyah dan sudah menjadi tangan kanan yang bertenaga di
sisi Hoofdbestuur (PP) Muhammadiyah, maka kewajibannyalah kita
perteguhkan dengan diatur yang sebaik-baiknya.
9. Mengadakan Konferensi Bagian
Untuk mengadakan garis yang tentu dalam
langkah-langkah Bagian kita, maka hendaklah kita berikhtiar mengadakan Konferensi
Bagian, umpama: Konperensi Bagian Penyiaran Agama seluruh Indonesia dan
lain-lain sebagainya.
10. Mempermusyawarahkan Putusan
Agar dapat keentengan (keringanan) dan permudahan
pekerjaan, maka hendaklah setiap ada keputusan yang mengenai kepala Majelis
(Bagian), dipermusyawarahkanlah dengan bersangkutan itu lebih dahulu, sehingga
dapatlah men-tanfidz-kan dengan cara menghasilkannya dengan segera.
11. Mengawaskan Gerakan Jalan
Pemandangan kita hendaklah kita tajamkan akan
mengawasi gerak kita yang ada di dalam Muhammadiyah, yang sudah lalu, yang
masih langsung, dan yang bertambah (yang akan datang/berkembang).
12. Mempersambungkan Gerakan Luar
Kita berdaya upaya akan memperhubungkan diri kepada
luaran (ekstern), lain-lain persyarikatan dan pergerakan di Indonesia,
dengan dasar silaturrahim, tolong-menolong dalam segala kebaikan,
yang tidak mengubah asasnya masing-masing, terutama perhubungan kepada
persyarikatan dan pemimpin Islam.
Sumber: Mas Mansur, K.H. (2017). Tafsir Langkah
Muhammadiyah (Cetakan ke-3, hlm. 75–82). Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah.
Tidak ada komentar