Dicari: Wahabi Lingkungan!
Saya
tinggal di pinggir sungai, tidak sampai seratus meter. Sebelah rumah yang saya
tinggali ada satu rumah, kemudian ada sepetak kebon, lapangan takro, terus
paling selatan ada sungai.
Sejak
2011 saya tinggal di sana, pernah mengalami beberapa kali banjir. Masuk rumah
setengah meter pernah. Yang terbaru sekitar 2020 atau 2021, saya agak lupa,
cuma sampai jalan, sebelum rumah selatan saya.
Meskipun
hanya sampai jalan, tapi tetap membuat warga kerepotan beberapa hari
setelahnya. Lumpur tebal menutup jalan sehingga warga harus kerja bakti.
Pernah
pula di waktu yang lain, saat itu hujan lama dan merata, air sungai terus naik,
barang-barang di rumah saya sudah diungsikan, ternyata air tidak sampai masuk
ke rumah.
Saya
ingin sampaikan, bahwa dengan yang sekecil ini saja saya merasakan hal tidak
enak dari banjir. Apalagi yang sampai masuk dan merusak rumah. Apalagi yang
lumpurnya sampai mengerikan seperti itu. Apalagi yang tidak hanya air dan
lumpur, tapi juga gelondongan kayu sebanyak itu.
Semoga
Allah memberikan kekuatan kepada mereka yang terkena musibah banjir.
Dan
bukan hendak mencari-cari kesalahan, tapi Allah dengan jelas mengatakan, “Musibah
apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan (Allah)
memaafkan banyak (kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura/42: 30)
“Telah
tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia.
(Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS.
Ar-Rum/30: 41)
Air
hujan yang turun dari langit jelas sudah tertakar, tapi sayang sudah tak ada
lagi akar yang menahannya di dalam tanah. Hutan-hutan telah hilang. Siapa yang
bertanggung jawab? Manusia. Mereka yang telah merusak alam ini. Orang-orang
yang punya kuasa, punya harta. Saya tidak pernah ragu dengan kata Allah, “Kami
turunkan dari langit air yang diberkahi.” (QS. Qaaf/50: 9). Maka manusialah
yang mengubah berkah itu menjadi bencana.
Dan
mirisnya, di antara manusia-manusia pengundang bencana itu, beberapa di
antaranya adalah orang-orang yang katanya kader ormas matahari. Semoga para
pimpinan dapat menegakkan nahi munkar kepada mereka.
“Sesungguhnya
jika manusia melihat seseorang melakukan kezhaliman, kemudian mereka tidak
mencegah orang itu, maka Allah akan meratakan adzab kepada mereka semua.”
(HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi)
Wallahul musta'an.

Nggih Pak Doktor, seperti hadits:
BalasHapus“Perumpamaan orang yang mengingkari kemungkaran dan orang yang terjerumus dalam kemungkaran adalah bagaikan suatu kaum yang berundi dalam sebuah kapal. Nantinya ada sebagian berada di bagian atas dan sebagiannya lagi di bagian bawah kapal tersebut. Yang berada di bagian bawah kala ingin mengambil air, tentu ia harus melewati orang-orang di atasnya. Mereka berkata, “Andaikata kita membuat lubang saja sehingga tidak mengganggu orang yang berada di atas kita.” Seandainya yang berada di bagian atas membiarkan orang-orang bawah menuruti kehendaknya, niscaya semuanya akan binasa. Namun, jika orang bagian atas melarang orang bagian bawah berbuat demikian, niscaya mereka selamat dan selamat pula semua penumpang kapal itu.” (HR. Bukhari no. 2493).
Njeh leres sanget Ustadz. Kita ini cuma akar rumput, bisanya hanya menyuarakan. Semoga para pimpinan di atas sana ada yg mendengar. Barakallahu fiikum
Hapus