Meramu Passion, Menjemput Sukses Dunia Akhirat
Beberapa waktu lalu saya mengirimkan resensi buku “Ayah Shalih Penuh Kasih” kepada penulisnya, Fadhilatul Ustadz Solikhin Abu Izzuddin. Resensi tersebut dapat dibaca melalui link berikut: Kurikulum Ayah Shalih. Di luar dugaan, saya tidak berharap dan tanpa pernah saya sangka, beliau kemudian meminta alamat saya. Tidak lama, saya benar-benar terharu karena menerima hadiah spesial dari beliau: sebuah buku baru “Passion to Mission: Apa pun Passion Kamu, Surga Obsesinya” karya beliau, lengkap dengan bonus doa dan motivasi yang luar biasa. Jazakumullahu khairan katsiran, Ustadz. Semoga Allah membalas dengan kebaikan yang berlipat. Barakallahu fiikum.
Buku “Passion to Mission: Apa pun Passion Kamu, Surga Obsesinya” merupakan karya terbaru Ustadz Solikhin Abu Izzuddin, seorang inspirator nasional dan penulis produktif yang telah menghasilkan 64 buku, sebagian besar di antaranya menjadi best seller. Buku ini diterbitkan oleh Pro-U Media Yogyakarta pada tahun 2025 dengan tebal 222 halaman.
Melalui tulisan ini, saya akan sedikit mengulas isi
buku tersebut. Inti pesan yang disampaikan oleh penulis adalah ajakan untuk
selalu optimis dalam melangkah agar setiap orang mampu meraih kesuksesan sesuai
dengan tujuan hidupnya. Dalam lembar motivasi yang beliau tuliskan secara
khusus untuk saya, tertulis pesan yang semakin menegaskan ruh dan semangat buku
tersebut.
“To: Prof. Dr. H. Nasri Dini. Semoga bermanfaat full barokah, give the best to Jannah.”
Secara konsep, passion dapat dimaknai sebagai gairah, hasrat besar, kegembiraan, emosi, bahkan kegelisahan yang mendorong seseorang untuk bergerak. Buku ini memuat banyak pesan berharga tentang pentingnya meramu setiap passion agar selaras dengan misi hidup.
Setelah membaca buku ini,
seorang guru akan dibantu menemukan pusat keunggulan dalam dirinya sehingga
mampu menjadi guru yang dirindukan. Pedagang jujur, pebisnis, dan pengusaha
akan diarahkan untuk menemukan makna kekayaan sejati yang berkelanjutan lintas
generasi. Tokoh publik dan influencer diajak membangun wibawa serta kepribadian
yang kokoh. Orang tua mendapatkan panduan dalam mendampingi anak-anak menemukan
potensi dan ladang mutiara dalam diri mereka. Para pelatih, trainer,
inspirator, dan motivator dibekali cara menemukan serta mengembangkan potensi
anak negeri. Termsuk juga, para murid, mahasiswa, santri, dan para pembelajar
akan terbantu dalam membangun masa depan yang lebih terarah.
Selain mengarahkan pembaca pada passion yang positif,
buku ini juga memberikan peringatan keras terhadap passion yang salah arah.
Penulis mengingatkan tentang bahaya kebodohan yang disebut sebagai maksiat
terbesar, rasa penasaran yang berubah menjadi kebiasaan buruk, dosa yang
dianggap biasa karena keterpaksaan, kesalahan yang dianggap lumrah, serta
kebiasaan negatif yang justru dipamerkan tanpa rasa bersalah.
Seperti buku-buku Ustadz Solikhin Abu Izzuddin yang lainnya,
Buku “Passion to Mission” ini sangat direkomendasikan untuk dibaca. Gaya
penyajiannya membuat pembaca seolah sedang mengikuti sebuah training motivasi
secara langsung. Berbagai kisah inspiratif dihadirkan untuk menggugah semangat,
mulai dari kisah para nabi seperti Nabi Musa dan Khidr, sahabat Nabi seperti
Hudzaifah bin al-Yaman, tokoh bangsa seperti Buya Hamka dan Jenderal Sudirman,
hingga figur dunia seperti Michael Jordan dan Oprah Winfrey. Meskipun dikemas
secara religius dengan landasan Al-Qur’an, hadis, dan perkataan para ulama, buku
ini juga diperkaya dengan kata-kata hikmah dari tokoh-tokoh universal.
Intinya, buku “Passion to Mission: Apa pun Passion Kamu, Surga Obsesinya” sangat layak dijadikan bacaan reflektif bagi siapa saja yang ingin menata kembali arah hidup dan perjuangannya. Buku ini tidak hanya memotivasi pembaca untuk mengenali dan mengelola passion secara tepat, tetapi juga mengajak menjadikannya sebagai jalan ibadah dan misi menuju ridha Allah. Dengan bahasa yang mengalir, kisah-kisah inspiratif, serta landasan nilai religius yang kuat, karya Ustadz Solikhin Abu Izzuddin ini mampu menggugah kesadaran bahwa kesuksesan sejati bukan sekadar pencapaian duniawi, melainkan kebermaknaan hidup yang berujung pada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Tidak ada komentar